Efektifitas Berkumur Rebusan Daun Sirih Dibandingkan Rebusan Daun Saga terhadap Perubahan Derajat Keasaman Air Ludah
Extract from betel leaf stew and saga leaves to gargle can change the pH of saliva. Changes are measured by a pH of 0-14 to saliva, alkaline, and neutrality. By 2013, nationwide primary school children who experience dental and mouth problems of 25,9%, the picture shows that dental and oral health status is still problematic. The objective of the study was to measure the effectiveness of gargling with the decoction of betel leaf and the decoction of saga leaves to the degree of acidity of saliva in the students. The research design is quasi-experiment, conducted on 26 elementary students of Banda Aceh as many as 60 students and divided into 3 groups. Collecting data by measuring saliva pH between gargling with betel leaf stew and sago leaf stew, both before and after treatments. Data analysis used T-Test statistic at CI:95%. The result of the research was descriptive of saliva pH average after rinsing with betel leaf (6,9), higher than saliva pH after gargling with saga leaf (7,3). This shows a significant difference between after goulash stewing betel leaves after gargling stew saga leaves (p<0,05). In conclusion, gargle stew of betel leaf is more effective compared to glyskin sago stew to the change of pH saliva acidity degree. Suggestion, use of leaf saga as a mouthwash is very good for the community through the addition of other concentrates so as to have a favorite aroma of the community.
Keywords: Saliva, acidity, pH, betel and saga leaf extract
Sari dari rebusan daun sirih dan daun saga untuk berkumur dapat mengalami perubahan pH air ludah. Perubahan diukur dengan pH skala 0 – 14 terhadap keasaman ludah, basa dan netral. Tahun 2013, secara nasional anak-anak sekolah dasar yang mengalami permasalahan gigi dan mulut sebesar 25,9%, gambaran tersebut menunjukan bahwa status kesehatan gigi dan mulut masih bermasalah. Tujuan penelitian untuk mengukur efektifitas berkumur dengan rebusan daun sirih dan rebusan daun saga terhadap perubahan derajat keasaman air ludah pada siswa. Desain peneltian yaitu kuasi eksperimen, yang dilakukan pada siswa SDN 26 Banda Aceh sebanyak 60 siswa dan dibagi kedalam 3 kelompok. Pengumpulan data melalui pengukuran pH saliva antara berkumur dengan rebusan daun sirih dan rebusan daun saga, baik sebelum maupun setelah treatmen. Analisis data digunakan statistik T-Test pada CI:95%. Hasil penelitian terdeskripsi rerata pH saliva setelah berkumur dengan daun sirih (6,9), lebih tinggi dari pH saliva setelah berkumur dengan daun saga (7,3). Hal tersebut menunjukan perbedaan signifikan antara setelah berkumur rebusan daun sirih dengan setelah berkumur rebusan daun saga (p < 0,05). Kesimpulan, berkumur rebusan daun sirih lebih efektif dibandingkan dengan berkumur rebusan daun saga terhadap perubahan derajat keasaman pH saliva. Saran, pengunaan daun saga sebagai obat kumur sangat baik bagi masyarakat melalui penambahan konsentrat lain sehingga memiliki aroma yang disenangi masyarakat.
Kata kunci: Air ludah, keasaman, pH, sari daun sirih dan saga
- Hastuti S, Andriyani A. Perbedaan Pengaruh Pedidikan Kesehatan Gigi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi pada Anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Gaster| J Ilmu Kesehat. 2010;7(2):624-632.
- Besford J, Yuwono L. Mengenal Gigi Anda: Petunjuk Bagi Orang Tua. Jakarta: Penerbit Arcan; 1996.
- Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Pertama. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.; 2013. doi:1 Desember 2013.
- Dinas Kesehatan Aceh. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2009. Banda Aceh; 2011.
- Hermawan A, Hana W, Wiwiek T. Pengaruh ekstrak daun sirih (piper betle l.) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus dan escherichia coli dengan metode difusi disk. Univ Erlangga. 2007.
- Hasim D. Daun sirih sebagai antibakteri pasta gigi. 2003.
- Vikash C, Shalini T, Verma NK, Singh DP, Chaudhary SK, Asha R. Piper betel Phytochemistry, traditional use & pharmacological activity a review. Int J Pharm Res Dev. 2012;4(4):216-223.
- Moeljanto RD. Khasiat & Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab Dari Masa Ke Semasa. AgroMedia; 2003.
- Ircham M, Sidarto S. Penyakit-penyakit Gigi dan Mulut, Pencegahan dan Perawatannya. Lib Yogyakarta. 1993.
- Juwita L. Perilaku Menyikat Gigi Dan Insiden Karies Gigi. J NERS LENTERA. 2013;1:22-29.
- Hastono SP, Sabri L. Statistik kesehatan. Jakarta Raja Graf Pustaka. 2010.
- Fajriyah NN, Nurachmah E, Gayatri D. Efektifitas Tindakan Oral Hygiene Antara Povidone Iodine 1% dan Air Rebusan Daun Sirih di Pekalongan. J Ilm Kesehat. 2012;4(1).
- Majidah D. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai Alternatif Obat Kumur. 2014.
- Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo Yogyakarta Gadjah Mada Univ Pr. 1992:1-42.
- Hariana HA. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Niaga Swadaya; 2004.
- Hendriani Y, Sukmasari S, Mulyanti S. Daya anti bakteri ekstrak daun sisik naga dibandingkan dengan ekstrak daun saga, daun sirih dan kayu manis terhadap isolat bakteri dari penderita periodontitis kronis. J Ris Kesehat. 2009;2(1):58-64.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.