Uji kepekaan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo terhadap bakteri Staphylococcus aureus

Rini Handayani* -  Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia
Tri Wahyuningsih -  Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia
Yulfida Yulfida -  Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia

Jeruk memiliki banyak spesies dan varietas diantaranya spesies jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo yang sering digunakan masyarakat dalam pengobatan batuk. Batuk dapat disebabkan infeksi bakteri Stahylococcus aureus. Kedua spesies jeruk nipis tersebut mengandung senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti asam sitrat, flavonoid, dan limonene. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kepekaan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo serta kepekaan yang paling tinggi terhadap bakteri Stahylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode Kirby & Bauer menggunakan cakram kosong yang terdiri dari empat kelompok perlakuan, yaitu air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee, varietas borneo, kontrol normal, dan kontrol positif menggunakan ciprofloksasin. masing-masing kelompok perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo berturut-turut adalah 17,33 mm dan 15 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo memiliki kepekaaan terhadap pertumbuhan bakteri Stahylococcus aureus secara statistik One Way Anova berbeda nyata p<5%.

Keywords : Citrus aurantifolia S.; Stahylococcus aureus; Uji Kepekaan; Jeruk Nipis

  1. Anna, K. 2012, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Ed. ke-1. Surabaya: Penerbit Stomata.
  2. Aak. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.Hal 14-16, 198-201.
  3. Budiana, N.S,. 2013. Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya. Hal 86-94.
  4. Clark MA, R Finkel, JA. Rey, and K Whalen. 2012. Lippincott’s Illustrated Reviews : Pharmacology 5th Edition. Philadelphia : Lippincott Wililiams & Wilkins.
  5. CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute (US)). 2014. M100-S24 Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility; Twenty-Fourth Informational Supplement.
  6. Erikawati, D, dkk. 2015. Tingginya Prevalensi MRSA pada Isolate Klinik Periode 2010-2014 di RSUD Dr. Saiful Anwar Malag, Indonesia. Jurnal Malang : Laboratorium Mikrobiologi fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 29, No. 2, Agustus 2016.hal 149-156.
  7. Fajrawati, N. 2013. Uji Aktifitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Jeruk (Citurs aurantifolia) dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-Acrylhydrazyl). Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas kedokteran Ilmu kesehatan UIN syarif Hidayatullah
  8. Irianto, K. 2007. Mikrobilogi Menguak dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung : Cv. Yrama Widya.
  9. Jawetz.E. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Penerjemah Edi Nugrohodan R.F. Maulany Edisi XX. Jakarta : E. Penerbit EGC Buku Kedokteran.
  10. Jawetz.E. 2004. Mikrobiologi Kedokteran. Penerjemah Edi Nugrohodan R.F. Maulany Edisi XX. Jakarta : E. Penerbit EGC Buku Kedokteran.
  11. Kurnia, A. 2014. Khasiat Ajaib jeruk Nipis. Yogyakarta. Penerbit Rapha Publishing. Hal 26-37.
  12. Kanisius. 2002. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota Ikapi) hal : 14-16, 198-201

Open Access Copyright (c) 2021 Rini Handayani, Tri Wahyuningsih, Yulfida Yulfida
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Ilmiah Farmasi Simplisia (JIFS) diterbitkan oleh:

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Jln. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. 23352