Faktor Risiko Lingkungan dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar
Acute Respiratory Infection (ARI) is still one public health problem that is important to note, because it is an acute illness and can even cause death in infants in developing countries, including Indonesia. In general, there are three the risk factors of ARI namely environmental factors, individual factors of children, and behavioral factors. The aim of research to find out the environmental risk factors with the incidence of ARI in Toddlers in Public Health Center of Ingin Jaya, Aceh Besar district. This type of research is an analytic survey with cross-sectional study approach. The sample size is calculated using the formula Lemeshow of 100 respondents, samples were taken randomly. Data analysis using Chi-Square test. The results showed that the level of humidity in the home (p= 0,039), smoking habits of family members in the home (p= 0,001), and the habit of using mosquito coils in the home (p= 0,003) as a risk factor for ISPA to children in Region Public Health Center of Ingin Jaya, Aceh Besar district. Conclusion, risk factor of ARI in the toddler that is a smoking habit, usage habit of mosquito coil and air humidity. Suggestions, the public in order to maintain air quality in the home environment to avoid various transmission of infectious diseases.
Keywords: Air humidity, habits, environment, ARI
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan, karena merupakan penyakit akut dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada balita di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Secara umum ada 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta faktor perilaku. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko lingkungan dengan kejadian ISPA pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan Crossectional study. Besarnya sampel dihitung dengan menggunakan rumus lameshow yaitu 100 responden, sampel diambil secara acak sederhana. Analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelembaban udara dalam rumah (p=0,039), kebiasaan merokok anggota keluarga dalam rumah (p=0,001), dan kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar di dalam rumah (p=0,003) sebagai faktor risiko kejadian ISPA pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Kesimpulan, faktor risiko ISPA pada balita yaitu kebiasaan merokok, kebiasaan penggunaan obat nyamuk bakar dan kelembaban udara. Saran, masyarakat agar dapat menjaga kualitas udara dilingkungan rumah agar terhindar dari berbagai penularan penyakit infeksi.
Kata kunci: Kelembaban udara, kebiasaan, lingkungan, ISPA
- Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Pertama. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.; 2013. doi:1 Desember 2013.
- Wahyono D, Hapsari I, Astuti IWB. Pola pengobatan infeksi saluran pernapasan akut anak usia bawah lima tahun (balita) rawat jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun 2004. Maj Farm Indones. 2008;19(2008).
- Depkes RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA Untuk Penangulangan Pneumonia Pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2004.
- Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Jantho: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar; 2015.
- Rahmad AH, Miko A, Hadi A. Kajian Kejadian Pendek pada Anak Balita Ditinjau dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi dan Karakteristik Keluarga di Kota Banda Aceh. J Kesehat Ilm Nasuwakes. 2013;6(2):169-184.
- Menkes RI. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. 2011.
- Asriati A, Zamrud Z, Kalenggo DF. Analisis Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Anak Balita. Medula. 2015;1(2).
- Caesar DL, Nurjazuli N, Wahyuningsih NE. Hubungan Jumlah Bakteri Patogen dalam Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Banyumanik Semarang Tahun 2014. J Kesehat Lingkung Indones. 2016;14(1):21-26.
- Maryani D. Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. 2012.
- Keman S. Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. J Kesehat Lingkung. 2005;2(1):29-42.
- Winarni ABU, Sarifudin SAN. Hubungan Antara Perilaku Merokok Orang Tua dan Anggota Keluarga Yang Tinggal Dalam Satu Rumah Dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen Tahun 2009. J Ilm Kesehat Keperawatan. 2010;6(1):16-20.
- Smith KR. Asap Kayu Bakar Lebih Berbahaya dari Membakar Ribuan Rokok. Tips Kesehatan. Nikmatnya gaya hidup sehat. http://tipskesehatanlengkap.com/asap-kayu-bakar-lebih-berbahaya-dari-membakar-ribuan-rokok. Published 2016. Accessed November 16, 2016.
- Anonymous. Dampak Obat Nyamuk Bakar. Alfian Herbal. http://agenresmigreenworld.com/dampak-obat-nyamuk-bakar/. Published 2016. Accessed November 16, 2016.
- Dahniar AR. Pengaruh Asap Obat Nyamuk Terhadap Kesehatan dan Struktur Histologi Sistem Pernafasan. J Kedokt Syiah Kuala. 2011;11(1):52-59.
- Tobing IS. Aspek Lingkungan dan Legalitas Pembuangan Sampah serta Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos. In: Lokakarya Aspek Lingkungan Hidup. Jakarta: Kerjasama Univ. Nasional dan Dikmenti DKI; 2005.
- Yusup NA, Sulistyorini L. Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik Dengan Kejadian ISPA Pada Balita. J Kesehat Lingkung. 2005;1(2):110-119.
- Mairuhu V, Birawida AB, Manyullei S. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. 2008.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.