REKSIMIA (Gerakan Remaja Eksis Bebas Anemia) sebagai upaya pencegahan anemia pada remaja di Banda Aceh
Abstract
Remaja merupakan generasi penerus bangsa terutama pada remaja putri. Keadaan gizi pada remaja putri dapat berpengaruh terhadap kehamilannya kelak, juga terhadap bayi yang akan dilahirkannya. Salah satu masalah gizi yang paling sering dijumpai pada remaja adalah anemia. Masalah gizi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap masalah gizi dewasa. Tetapi, masih kurangnya akses, sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan anemia sehingga banyak remaja yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pencegahan anemia. Pengabmas ini menggunakan metode peer education dan edutainment yang dilakukan melalui tiga tahap pelaksanaan yaitu sosialisasi, pelatihan peer educator dan edukasi teman sebaya. Hasil yang dicapai yaitu pertama, setelah pelatihan peer educator terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 43,6% , sikap 13,7%, dan keterampilan remaja 80% yang merupakan kategori baik, kedua terbentuknya modul bagi peer educator sebagai panduan dalam mengedukasi teman sebayanya. Ketiga, terbentuknya Peer Educator Reksimia di sekolah dan dibuktikan dengan SK pembentukan tim dari kepala sekolah. Melalui Peer Educator Reksimia dan kerjasama dengan pihak terintegrasi, maka akan mendukung potensi keberlanjutan program Reksimia kepada sekolah yang lain. Sehingga mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi anemia dan mendukung poin ke 3 dalam SDGs terkait kehidupan sehat dan sejahtera.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azwar, A. (2004). Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Hotel Sahid Jaya.
Basith, A., Agustina, R., & Diani, N. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 5(1), 1-10.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan. Diakses Melalui https://e-koren.bkkbn.go.id/wpcontent/uploads/2018/10/laporansdki-2017-remaja.pdf, accessed on June 3, 2022.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika
Mulyana, Y. (2020). Peran Sumber Daya Manusia (SDM)/Generasi Muda Dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0. Prismakom, 16(1), 36-46.
Utari D, Al Rahmad AH. Pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pola kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah di Kabupaten Aceh Timur. Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan. 2022;4(1):8-13. doi:10.30867/gikes.v4i1.247.
Setyawati, Vilda Ana Veria & Setyowati, Maryani, M 2015, ‘Karakter gizi remaja putri urban dan rural di provinsi Jawa Tengah’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, accessed on June 3, 2022
Sutiyono, A. N. (2020). Bonus demografi di Indonesia. Jurnal Pemerintahan Daerah Di Indonesia, 12(2), 421-439. http://ejournal.goacademia.com/index.php/jv/article/view.285 accessed on June 4, 2022.
Washi, S.A. dan Ageib, M.B. Poor Diet Quality and Food Habits are related to Impaired Nutritional Status in 13-to 18-Year-Old Adolesccent in Jeddah. Nutrition Research. 2010; 30 (8): 527-534.
Al Rahmad AH, Fadjri TK, Miko A, Imran H, Niakurniawati N. Implementation of exclusive breastfeeding counseling for prospective brides in Lueng Bata District, Banda Aceh City. Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi. 2022;4(2):77-83
Refbacks
- There are currently no refbacks.