Hubungan lama kerja menjadi kader, pengetahuan, pendidikan, pelatihan dengan presisi dan akurasi hasil penimbangan berat badan balita oleh kader Posyandu
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, data pemantauan pertumbuhan yang tidak tepat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah sehingga terjadi kesalahan dalam perencanaan program selanjutnya. Penelitian ini bersifat Cross Sectional yaitu variabel dependen (presisi akurasi) dan variabel independen (faktor-faktor yang berhubungan). Besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan aplikasi g power dengan uji Odds Ratio. Sampel yang didapat berjumlah 46 dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan kader yang bekerja lebih dari tiga tahun memiliki persentase lebih besar dibandingkan yang bekerja kurang dari tiga tahun yaitu sebesar 82,6%, kader yang berpengetahuan kurang sebesar 43,5%, kader yang tingkat pendidikannya SD sebesar 10,9%, kader yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebesar 10,9%, kader yang tingkat presisinya tidak baik sebesar 32,6% dan kader yang akurasinya tidak baik sebesar 65,2%. Kesimpulan, bahwa lama bekerja sebagai kader, tingkat pendidikan dan jumlah pelatihan tidak berhubungan dengan presisi dan akurasi hasil penimbangan berat badan balita, namun dari segi pengetahuan berhubungan dengan presisi dan akurasi hasil penimbangan berat badan balita.
Kata kunci: Akurasi, penimbangan berat badan, presisi
The nutritional problem is essentially a public health problem, improper growth monitoring data causes the wrong interpretation of nutritional status resulting in errors in subsequent program planning. This research is Cross-Sectional that is dependent variable (precision accuracy) and independent variable (related factors). The required sample size is calculated by applying g power with Odds Ratio test. The samples obtained amounted to 46 with a confidence level of 95% and α = 0,05. Sampling technique that will be used is by using simple random sampling. The results showed that cadres who worked for more than three years had a greater percentage than those who worked less than three years ie 82,6%, less knowledge cadres of 43,5%, cadres whose primary education level was 10,9%, cadres who had never attended training of 10,9%, cadres whose precision was not good at 32,6% and cadres of poor accuracy of 65,2%. The conclusion, that long working as a cadre, the level of education and the number of training is not related to the precision and accuracy of weighing weight results, but in terms of knowledge related to the precision and accuracy of weighing results.
Keywords: Accuracy, weighing, precision
Keywords : Akurasi; penimbangan; berat badan; presisi
- Supariasa IN. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. (IKAPI, ed.). Jakarta: Buku Kedokteran ECG; 2013.
- Eby DK. Primary care at the Alaska Native Medical Center: a fully deployed" new model" of primary care. International Journal of Circumpolar Health. 2007;66.
- Fitri M. Pelatihan terhadap Keterampilan Kader Posyandu. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2011;7(1).
- Fadjri TK. Kualitas Hasil Penimbangan Berat Badan Balita oleh Kader Posyandu. AcTion: Aceh Nutrition Journal. 2016;1(2):111-115.
- Rosphita A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keterampilan Kader dalam Menginterpretasikan Hasil Penimbangan (N dan T) dalam KMS di Puskesmas Baumata Kabupaten Kupang. Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 2007.
- Yon MY, Han YH, Hyun TS. Dietary habits, food frequency and dietary attitudes by gender and nutrition knowledge level in upper-grade school children. Korean Journal of Community Nutrition. 2008;13(3):307-322.
- Lee KH, Her ES, Woo TJ. Development of nutrition education textbook and teaching manual in elementary school. Journal of the Korean Dietetic Association. 2005;11(2):205-215.
- Nofriadi. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Manggopoh Kabupaten Agam Tahun 2000. E-Journal-Kesehatan. 2005.
- Indriaty C. Hubungan karakteristik kader penimbang dengan presisi dan akurasi hasil penimbangannya di posyandu di Kabupaten Sukabumi, Bogor, Demak dan Semarang, tahun 2002. 2003.
- Wilis R, Al Rahmad AH. Penggunaan Modul Pendamping Kms Terhadap Ketepatan Kader Menginterpretasi Hasil Penimbangan. Jurnal Vokasi Kesehatan. 2018;4(1):12-18.
- AL Rahmad AH, Sudargo T, Lazuardi L. The Effectiveness Of WHO Anthro Growth Standard Training On The Data Quality Of Underfive Children’s Nutritional Status. Journal of Information Systems for Public Health. 2013;Vol: 1(No: 1):21-26.
- Wirapuspita R. Insentif dan Kinerja Kader Posyandu. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013;9(1):58-65.
- Latif RVN. Hubungan faktor predisposing Kader (Pengetahuan dan sikap kader terhadap posyandu) dengan praktik kader dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Wonokerto. Pena Medika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.