Potensi tempe sebagai pangan fungsional dalam meningkatkan kadar hemoglobin remaja penderita anemia
Anaemia occurs due to several factors, such as deficiency of iron, folic acid, vitamin B12 and protein. Anemia is directly caused by the lack of red blood cell production, the body loses blood either acutely or in a chronic manner, and the destruction of red blood cells is too fast. One of the prevention of anaemia by providing functional food that is developed is tempe which has high quality and nutritional value. The purpose of this study was to examine and analyze the potential of tempeh in increasing hemoglobin levels in patients with anaemia. This research is a literature review with a narrative method that studies and analyzes research results related to the potential of tempe to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. The results of this study are the results of a literature review review which shows that Tempe contains an average of 2,0 mg of iron, folic acid 0,9-2,0 mg/kg according to the inoculum used and vitamin B12 raw tempe 0,08 μg/100 grams and cooked tempeh 0,14 μg/100 grams. The conclusion of this study states that tempeh has adequate nutritional value of protein, iron, vitamin B12, and folic acid, so that tempeh has the potential to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. Expected, to be the basis of further research on genomics and genetic influences on human against tempe bioavailability as a functional food for adolescent anaemia.
Anemia merupakan suatu keadaan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal. Anemia terjadi karena beberapa faktor, diantaranya defisiensi besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia disebabkan kurangnya produksi sel darah merah, tubuh kehilangan darah baik secara akut atau menahun, dan hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Salah satu pencegahan anemia dengan pemberian bahan pangan fungsional yang dikembangkan yaitu tempe yang mempunyai mutu dan nilai gizi tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji dan menganalisis potensi tempe dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian merupakan literature review dengan metode naratif yang mengkaji dan menganalisis hasil penelitian yang terkait dengan potensi tempe untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Hasil kajian menunjukkan bahwa Tempe mengandung rata-rata zat besi sebanyak 2,0 mg, asam folat 0,9-2,0 mg/kg sesuai dengan inoculum yang digunakan dan vitamin B12 tempe mentah 0,08 μg/100 gram dan tempe matang 0,14 μg/100 gram. Kesimpulan penelitian ini menyatakan tempe mempunyai nilai gizi zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang cukup, sehingga tempe berpotensi untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian lanjutan mengenai pengaruh genomik dan genetik pada manusia terhadap bioavabilitas tempe sebagai pangan fungsional untuk remaja anemia.
Keywords : Anemia; asam folat; tempe; zat besi; vitamin B12
- Permaesih D, Susilowati H. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja. Buletin Penelitian Kesehatan. 2005;33(4):162-171.
- Balitbangkes. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta; 2018.
- Anis M, Ratnawati Diah. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia. 2019;9(1):563-570.
- McLean E, Cogswell M, Egli I, Wojdyla D, De Benoist B. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005 WHO Global Database on Anemia. Public Health Nutrition. 2009:1-35. doi:10.1017/S1368980008002401.
- Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016:10-20.
- Safyanti, Andrafikar. Perilaku Makan Dan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi. Jurnal Sehat Mandiri. 2018;13(1):1-9. doi:10.33761/jsm.v13i1.31.
- Novianti, Asmariyah, Suriyati. Pengaruh Pemberian Susu Tempe Terhadap kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil TM III di Kota Bengkulu. Journal of Midwifery. 2019;7(1):23-29.
- Risnawanti Y. Komposisi Proksimat Tempe yang Dibuat dari Kedelai Lokal dan Kedelai Impor. Naskah Publikasi. 2015;151:10-13. doi:10.1145/3132847.3132886.
- Ervina JT. Kandungan Protein Biji Tempe Berbahan Dasar Kacang-Kacangan Lokal (Fabeceae) Non Kedelai. Jurnal Ilmiah Biologi. 2019;7(1).
- Radiati A, Sumarto. Analisis Sifat Fisik, Sifat Organoleptik, Dan Kandungan Gizi Pada Produk Tempe Dari Kacang Non-Kedelai. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2016;5(1):16-22. doi:10.17728/jatp.v5i1.32.
- Agung IGAA, Sukerta IM, Raka DN, Dian Tariningsih. Kedelai Lokal Bali Bahan Baku Tempe Tinggi Nutrisi, Antioksidan dan Organoleptik Serta Berkhasiat Obat. AGRIMETA : Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem. 2013;5(2):87-92.
- Candra AA, Setiawan B, Damanik MRM. Pengaruh Pemberian Makanan Jajanan, Pendidikan Gizi dan Suplementasi Besi Terhadap Status Gizi, Pengetahuan Gizi dan Status Anemia pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gizi dan Pangan. 2013;8(2):103-108. doi:10.1029/00EO00046.
- Astuti R, Aminah S, Syamsianah A. Komposisi zat gizi tempe yang difortifikasi zat besi dan vitamin A pada tempe mentah dan matang. Agritech. 2014;34(2):151-159.
- Ridwan E. Kajian Interaksi Zat Besi dengan Zat Gizi Mikro Lain dalam Suplementasi. Penelitian Gizi Makan. 2012;35(1):49-54.
- Sidharta LDW, Susanto J. Suplementasi Tempe Meningkatkan Status Besi dan Perkembangan Anak. Sari Pediatri. 2017;18(3):169. doi:10.14238/sp18.3.2016.169-74.
- Siallagan D, Swamilaksita PD, Angkasa D. Pengaruh asupan Fe, vitamin A, vitamin B12, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada remaja vegan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2016;13(2):67. doi:10.22146/ijcn.22921.
- Sudargo T, Zuhrotun F, Helmiyati S, Kusuma RJ, Arjuna T, Septiana RD. Tempe With Iron Fortification to Overcome Iron Deficiency Anemia. 2013:815-820.
- Marwah A. Tingkat Konsumsi Energi Protein dan Lemak antara Remaja Putri Anemia dan Non Anemia di SDN Totosari I, Tunggulsari I dan II Surakarta. Naskah Publikasi. 2019.
- Susilowati A, Ghozali AM, Maryati Y. Mikrofiltrasi Isolat Tempe Kedelai (Glycine soja L.) dan Distribusi Partikelnya Sebagai Sumber Asam Folat. Biopropal Industri. 2018;9(2):61-69.
- Hutkins WR. Microbiology and Technology of Fermented Foods.; 2019.
- Asmoro NW. Pengaruh Jenis Inokulum Terhadap Kandungan Asam Folat pada Fermentasi Tempe Kedelai Hitam Varietas Maluku. Jurnal Ilmiah Teknosains. 2016;2(1):66-72.
- Susilowat A, Maryati Y, Lotulung P, Aspiyanto A. Formulasi Nikstamal Jagung, Tempe, dan Sayuran Terfermentasi dalam Perolehan Pasta Fortifikan sebagai Sumber Asam Folat Alami. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2018;7(2):68-77. doi:10.17728/jatp.2517.
- Machmud A. Perbandingan Efektifitas Pemberiaan Tablet Fe + Asam Folat dan Tablet Fe + Vitamin C dalam Peningkatan Kadar Hemoglobin. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 2019;10(2):147-150.
- Sine Y, Soetarto ES. Perubahan Kadar Vitamin Dan Mineral Pada Fermentasi Tempe Gude (Cajanus cajan L.). Jurnal Saintek Lahan Kering. 2018;1(1):1-3. doi:10.32938/slk.v1i1.414.
- Signorini C, Carpen A, Coletto L, Borgonovo G, Galanti E, Capraro J, Magni C, Abate A, Johnson SK, Duranti M, Scarafoni A. Enhanced vitamin B12 production in an innovative lupin tempeh is due to synergic effects of Rhizopus and Propionibacterium in cofermentation. International Journal of Food Sciences and Nutrition. 2018;69(4):451-457. doi:10.1080/09637486.2017.1386627.
- Rafika R, Restuastuti T, Ernalia Y. Kecukupan asupan protein dan asupan vitamin b 12 pada anak vegetarian di sekolah dasar metta maitreya. Journal Online Mahasiswa FK. 2015;2(2):1-9.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.