Peningkatan daya terima dan efektivitas makanan tambahan untuk balita melalui formula sereal siap seduh

Author(s): Manuntun Rotua, Nathasa Weisdania Sihite
DOI: 10.30867/gikes.v5i3A.1773

Abstract

Background: Wasting is a nutritional deficiency issue experienced by toddlers. Providing supplementary food is one effective way to improve the nutritional status of children. This cereal, made from tempeh flour and kepok bananas, is a suitable choice for enhancing the nutritional content of cereal, especially its protein.

Objectives: The aim of this research was to determine the acceptability and nutritional content.

Methods: The research design used a Completely Randomized Design (CRD) with one control (FO) and three formulas (F1, F2, and F3) with percentages of 10%, 25%, and 50%. Organoleptic testing was conducted at the Food Technology Laboratory of Poltekkes Kemenkes Palembang, while nutritional analysis was carried out at the Saraswanti Indo Genetech Laboratory in Bogor. The research was conducted from June to November 2023. Statistical analysis was performed using the Kruskal Wallis test followed by the Mann-Whitney test.

Results: The selected cereal was F2 (tempeh flour 25 grams, banana flour 25 grams) with proximate test results per 100 grams (energy 498 Kcal, protein 21,2%, fat 24,91%, carbohydrates 47,3%, ash content 2,98%, moisture content 3,6%). There weredifferences in aroma, color, taste, texture, and aftertaste criteria (p-value<0,05). The three formulas (F1, F2, and F3) in taste criteria (p-value<0,05), while in aroma, color, texture, and aftertaste criteria, differences were found between only 2 formulas.

Conclusion: The treatment formulas showed differences, especially in the taste criteria. F2 was selected as the preferred cereal formula through hedonik testing. Cereal F2 serves as an alternative supplementary food for toddlers with digestive problems or difficulty chewing, as it is practical, easy to serve, and cost-effective.

 

Keywords

Cereal, tempeh flour, kapok banana flour, supplementary food

Full Text:

PDF

References

A Arifandy, R. A., & Adit, A. C. (2016). Pengaruh substitusi tempe dan penambahan isolated soy protein terhadap mutu organoleptik dan kandungan protein sosis ayam. Media Gizi Indonesia, 11(1), 80–87.

Adiari, N. W. L., Yogeswara, I. B. A., & Putra, I. M. W. A. (2017). Pengembangan pangan fungsional berbasis tepung okara dan tepung beras hitam (Oryza sativa L. indica) sebagai makanan selingan bagi remaja obesitas. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(1), 51–57.

Agustina, F., Susilo, J., & Wayansari, L. (2017). Pengaruh variasi pencampuran tepung kacang hijau pada pembuatan biskuit “bebas gluten bebas kasein” dengan bahan baku tepung mocaf terhadap karakteristik kimia dan daya terima. Prosiding Unimus.

Agustina, N. (2022). Eksperimen pembuatan kue subtitusi tepung tempe. Eduscotech, 5(1), 11–12.

Anwar, C., Irmayanti, I., & Ambartiasari, G. (2021). Pengaruh lama pengeringan terhadap rendemen, kadar air, dan organoleptik dendeng sayat daging ayam. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 10(2), 29–38.

Arifsyah, J., Puspita Dewi, D., & Wahyuningsih, Si. (2022). Pengaruh substitusi tepung talas (Colocasia esculenta) dan tepung beras merah (Oryza nivara) terhadap kadar proksimat dan kadar zat besi pada mochi. Ilmu Gizi Indonesia, 05(02), 141–150.

Arsyad, M. (2016). Pengaruh penambahan tepung mocaf terhadap kualitas produk biskuit. Jurnal Agropolitan, 3(3), 52–61.

Asare, S. N., Gruber Ijong, F., Rieuwpassa, J., & Setiawati, N. P. (2020). Penambahan hidrolisat protein ikan pada pembuatan biskuit. Jurnal Ilmiah Tindalung, 4(1), 10–18.

Ashilah, A., Najmah, N., Fahrizal, F., Trisnawarman, T., Rahayu, S., & Zahara, R. (2023). Pemetaan stunting, wasting, dan obesitas berdasarkan kondisi geografis di Kota Palembang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 7(2), 99.

Asmaraningtyas. (2014). Kekerasan, warna, dan daya terima biskuit yang disubstitusi tepung labu kuning.

Azizah, I. K. (2019). Analisis mutu organoleptik pada formula oral nutritional supplement berbahan dasar tepung tempe dan tepung pisang kepok dengan prinsip tinggi energi tinggi protein dan rendah laktosa [Universitas Brawijaya].

Baculu, E. P. H. (2017). Hubungan pengetahuan ibu dan asupan karbohidrat dengan status gizi pada anak balita di desa kalangkangan kecamatan galang kabupaten toli toli. Promotif, 7(1), 14–17.

Budiarti, I. S. (2023). Indra Pengecap; Lidah. Bumi Aksara.

Crisan, R., Rafiony, A., Purba, J. S. R., & Mulyanita. (2022). Daya terima dan kandungan gizi snack bar tepung tempe dan tepung pisang ambon. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 5(1), 191–200.

de Onis, M., & Branca, F. (2016). Childhood stunting: A global perspective. Maternal and Child Nutrition, 12, 12–26.

Drummond, K. E., & Brefere, L. M. (2021). Nutrition for foodservice and culinary professionals. John Wiley & Sons.

Dwipayanti, H., Agustini, N. P., & Antarini, A. A. N. (2020). Pengaruh rasio tepung mocaf dan tepung tempe terhadap karakteristik brownies kukus. Jurnal Ilmu Gizi, 11(2), 96–104.

Ellian, D. (2018). Pengaruh proporsi pasta (ubi kayu: kedelai hitam) serta penggunaan bagian telur (utuh dan kuning) terhadap karakteristik muffin non terigu [Universitas Brawijaya].

Fertiasari, R., & Asta, H. (2021). Olahan pangan fungsional berbasis nanas sebagai potensi lokal di Desa Kartiasa Kabupaten Sambas. Agrofood, 3(2), 15–21.

Harefa, W., & Usman Pato. (2017). Evaluasi tingkat kematangan buah terhadap mutu tepung pisang kepok yang dihasilkan. In Jom FAPERTA (Vol. 4, Issue 2).

Hidayah, N. L., & Anna, C. (2019). Pengaruh substitusi tepung tempe dan penambahan margarin terhadap mutu organoleptik kue kembang goyang. Jurnal Tata Boga, 8(1), 23–31.

Hulu, A., & Handoko, Y. A. (2022). Flakes studi karakteristik flakes tepung pisang kepok (Musa paradisiaca var. Formatipyca) dengan subtitusi tepung sagu. Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 29(1), 50–63.

Inayah, A. F., Hartati, Y., Siregar, A., Rotua, M., & Terati. (2023). Penentuan umur simpan minuman sereal berbasis tepung mocaf dan tepung ikan seluang. Jurnal Pustaka Padi, 2(2), 53–57.

Irawan. (2020). Gangguan Metabolik otak & terapi nutrisi pada anak autisme.

Istiqomah, N. A., Nurani Setyaningsih, D., & Sugeng Suryatna, B. (2019). Eksperimen pembuatan egg drop cookies berbahan dasar tepung pati umbi ganyong (canna edulis ker). Jurnal Teknologi Busana Dan BOGA, 7(1), 1–8.

Jumiono, A., dan Kaniawati, R. (2021). Makanan lansia berbasis tepung labu parang (Cucurbita moschata D.).

Khotimah, D. F., Faizah, U. N., & Sayekti, T. (2021). Protein sebagai zat penyusun dalam tubuh manusia: tinjauan sumber protein menuju sel. 1st AVES & LASER, 1(1), 127–133.

Kusumadewi, S. R., & Farapti. (2023). Hubungan asupan lemak dengan lemak viseral pada lansia di griya werdha surabaya. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 6387–6393.

Kusumawati, I., Astawan, M., & Prangdimurti, E. (2020). Efisiensi proses produksi dan karakteristik tempe dari kedelai pecah kulit (production process efficiency and characteristic of tempe from dehulled soybean). Jurnal Pangan, 29(2), 117–126.

Laila, W., Widiarto, W., Wijayanto, A., & Suryani, E. (2022). Rekomendasi makanan pasien hiperlipidiemia berdasarkan hasil klasifikasi menggunakan metode naive bayes dan decision tree. Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN), 8(2), 328.

Lamusu, D. (2018). Uji organoleptik jalangkote ubi jalar ungu (Ipomoea batatas l) sebagai upaya diversifikasi pangan. Jurnal Pengolahan Pangan, 3(1), 9–15.

Malau, M. S., Yusmarini, & Johan, V. S. (2022). Pemanfaatan tepung pisang kepok dan tepung tempe dalam pembuatan kukis. Agricultural Science and Technology Journal, 21(2), 79–85.

Monika, D. (2018). Formulasi muffin substitusi tepung pisang kepok (Musa Paradisiaca Linn) dan susu kedelai (Glycine Max) sebagai alternatif pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS). Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(2), 48.

Muliyati, H., Mbali, M., Bando, H., Utami, R. P., & Mananta, O. (2021). Analisis faktor kejadian wasting pada anak balita 12-59 bulan di Puskesmas Bulili Kota Palu: Studi cross sectional. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 6(2), 111.

Murni, M. (2014). Pengaruh penambahan tepung tempe terhadap kualitas dan citarasa naget ayam. Berita Litbang Industri, 3(2), 117–123.

Nabila, R. R. (2016). Formulasi sereal instan berbasis tepung sorgum [Institut Pertanian Bogor].

Nelista, Y., & Fembi, P. N. (2021). Pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan berbahan dasar lokal terhadap perubahan berat badan balita gizi kurang. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 1228–1234.

Nuraeni, I., Proverawati, A., & Prasetyo, T. J. (2022). Karakteristik sensori cookies bersubstitusi tepung pisang kepok dan disuplementasi tepung cangkang telur ayam. Journal of Nutrition College, 11(1), 74–86.

Orilda, R., Ibrahim, B., & Uju. (2021). Pengeringan rumput laut eucheuma cottonii menggunakan oven dengan suhu yang berbeda. Jurnal Perikanan Terpadu, 2(2), 11–23.

Permenkes. (2018). Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Menteri Kesehatan.

Purnawan, I., & Sugono, S. (2016). Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap rendemen β-naftol pada proses pembuatan β-Naftol. Jurnal Konversi, 5(1), 31–38.

Puspita, M. L. A. (2017). Minuman serbuk sereal dengan metode ekstrusi dari kecambah kacang tunggak (kajian proporsi penambahan jagung dan beras).

Putri, M. F., & Kasih, C. A. (2020). Jajanan sehat dan kaya kalsium untuk keluarga: subtitusi tepung bandeng presto sebagai bahan kastangel. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 7(01), 98–106.

Radiena, M. S. (2016). Umur optimum panen pisang kepok (musa paradisiaca l) terhadap mutu tepung pisang. Indonesian Journal of Industrial Research, 12(2), 27–33.

Ramadhani, Z. O., Dwiloka, B., & Pramono, Y. B. (2019). Pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung pisang kepok (musa acuminata l.) terhadap kadar protein, kadar serat, daya kembang, dan mutu hedonik bolu kukus. Jurnal Teknologi Pangan, 3(1), 80–85.

Rangkuti, N., Yuliana, Y., & Holinesti, R. (2015). Pengaruh substitusi tepung pisang kepok terhadap kualitas cookies. Home Economics and Tourism, 9(5).

Resmana, R., Syahrir, S. S., Anggraini, Y., Yuniarti, E., Rusdin, A., Muniroh, L., Blongkod, F. R., & Kadek Agustina Puspa Ningrum. (2023). Dasar ilmu gizi. Mafy Media Literasi Indonesia.

Ridhani, A., & Aini. (2021). Potensi penambahan berbagai jenis gula terhadap sifat sensori dan fisikokimia roti manis. Pasundan Food Technology Journal, 8(3), 61–68.

Rinda, R., Ansharullah, A., & Nur, A. (2018). Pengaruh komposisi snack bar berbasis tepung tempe dan biji lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap penilaian organoleptik, proksimat, dan kontribusi angka kecukupan gizi. J. Sains Dan Teknologi Pangan, 3(3), 1328–1340.

Rizkia, M., Sufriani, S., Martina, M., Agustina, S., & Septiana, N. (2024). Pemberdayaan village stunting-group counselor (vscc) sebagai strategi efektif pencegahan stunting dan wasting melalui pemanfaatan pangan lokal di aceh besar. Jurnal Pengabdian Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS, 2(1), 7–15.

Sari, M. P., Ikawati, R., & TP, S. (2018). Pengaruh proporsi tepung mocaf (modified cassava flour) dan tepung kacang hijau (vigna radiata l) pada pembuatan food bar terhadap tingkat kekerasan dan daya terima [Universitas Muhammadiyah Surakarta]. In Doctoral dissertation (Vol. 2, Issue 1).

Sari, O. S., & Ismawati, R. (2023). Mie kering subtitusi tepung tempe dengan penambahan puree daun kelor untuk anemia. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(2), 860–876.

Seftiono, H., Dijuardi, E., & Pricila, S. (2019). Analisis proksimat dan total serat pangan pada crackers fortifikasi tepung tempe dan koleseom (Talinumtiangulare). Agritech : Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 39(2), 160–168.

Sihite, N. W., & Rotua, M. (2023). Pelatihan pembuatan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal kepada ibu balita wasting. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 149–160.

Sitompul, S. R., & Tarigan, A. A. (2023). Uji daya terima dan kandungan gizi tempe biji karet (hevea brasiliensis). Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI), 1(1), 35–45.

SSGI. (2022). Buku saku hasil survei status gizi indonesia (SSGI) 2022. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Triardianto, D., Adhamatika, A., & Sucipto, A. (2022). Pengaruh suhu terhadap parameter fisik pisang kepok (musa acuminata) selama penyimpanan. Agrosaintifika, 5(1), 11–16.

Tumanggor, L., Fitria, R., Weni, M., & Tukan, M. M. N. M. (2023). Metabolisme zat gizi. Cipta Media Nusantara.

Violita, Lady, Purba, R., Emilia, E., Damanik, M., & Juliarti, J. (2021). Uji organoleptik dan analisis kandungan gizi cookies subtitusi tepung biji alpukat. Jurnal Gizi Dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary), 1(2), 1.

WHO. (2018). Prevalence of wasting, weight for height (% of children under 5). WHO : Geneva.

WHO. (2022). Perkiraan malnutrisi anak gabungan. WHO : Geneva.

Yasinta, U. (2017). Pengaruh subtitusi tepung terigu dengan tepung pisang terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik cookies. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(3), 119–123.

Youryon, P., & Supapvanich, S. (2017). Physicochemical quality and antioxidant changes in ‘Leb Mue Nang’ banana fruit during ripening. Agriculture and Natural Resources, 51(1), 47–52.

Zulfiana, Y., Fatmawati, N., Suryatim Pratiwi, Y., Stikes, Y., & Mataram, I. (2024). Hubungan asupan protein dengan kejadian wasting pada balita. Profesional Health Journal, 5(2), 467–475.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.